Not Thin Enough : Eating Disorder in Everyday Life

Kesehatan mental (mental health) menjadi permasalahan yang sering dibicarakan secara luas di sosial media belakangan ini. Kesehatan mental memiliki bentuk yang sangat beragam, mulai dari stres, cemas (anxiety), gangguan pola makan dan tidur, hingga depresi yang jika berlanjut akan berdampak pada produktivitas, gangguan konsentrasi, gangguan dalam hubungan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan bunuh diri. 

Diantara luasnya gejala mental health yang sering dialami, gangguan pola makan (eating disorder) masih jarang diperhatikan di masyarakat. Padahal disadari atau tidak, banyak dari kita yang mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan selebriti seperti Taylor Swift hingga pro atlet sepeda asal Slovenia, Janez Brajkovic pun mengalami eating disorder. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan eating disorder itu?

Menurut U.S National Institute of Mental Health yang diterbitkan oleh yale.edu, eating disorder dapat terjadi ketika seseorang mengalami gangguan pola makan secara ekstrim, seperti sengaja mengurangi asupan makanan atau bisa dalam bentuk mengkonsumsi makanan secara berlebih atau merasa khawatir terhadap berat badan atau bentuk tubuh secara ekstrim.

Gejala eating disorder biasanya berawal dari kecenderungan seseorang mengkonsumsi makanan dalam porsi yang lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya, dan terjadi secara terus menerus. Secara umum, eating disorder terbagi menjadi tiga, yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa dan EDNOS (Eating Disorders Not Otherwise Specified). 

Anorexia Nervosa ditandai dengan obsesi seseorang untuk mengurangi berat badan melebihi berat badan sehat yang ideal. Penderita anorexia selalu merasa memiliki berat badan berlebih. Selain mengurangi konsumsi makanan, orang dengan anorexia akan berusaha mengurangi berat badan dengan cara berolahraga secara ekstrim, sengaja memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi, mengkonsumsi obat diare, zat diuretik (untuk memicu pembuangan garam dan cairan tubuh melalui urin), dan enema (zat yang memicu pembuangan atau pembersihan usus besar dari sisa makanan).

Adapun Bulimia Nervosa terjadi ketika seseorang memiliki kesulitan mengendalikan nafsu makan dan selalu mengkonsumsi makanan secara berlebihan, namun kemudian berusaha untuk mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dengan cara sengaja memuntahkan makanan, mengkonsumsi obat diare maupun zat diuretik. Walaupun orang dengan bulimia seringkali terlihat memiliki berat badan ideal, mereka merasa tidak nyaman dengan berat badan dan bentuk tubuhnya. Bulimia umumnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena dianggap sebagai sesuatu yang memalukan atau menjijikkan oleh penderitanya.

Sedangkan EDNOS (Eating Disorders Not Otherwise Specified) mencakup beberapa gangguan pola konsumsi makanan yang beragam dan hampir sama dengan anorexia maupun bulimia namun umumnya EDNOS ditandai dengan kecenderungan seseorang yang tidak bisa mengendalikan nafsu makan sehingga memutuskan mengkonsumsi makanan secara berlebihan (binge-eating). Orang dengan EDNOS seringkali ditandai dengan obesitas atau kelebihan berat badan. Sama halnya dengan bulimia dan anorexia, penderita EDNOS juga merasakan gangguan psikologis seperti perasaan bersalah, malu, dan stress yang kemudian dilampiaskan dengan binge-eating.

Berdasarkan definisi di atas, eating disorder merupakan salah satu bentuk mental health yang disebabkan oleh pendefinisian berat dan bentuk badan “ideal” berdasarkan standarisasi budaya yang diterima oleh masyarakat mainstream, tanpa melihat pada definisi berat badan ideal atau sehat berdasarkan standar BMI (Body Mass Index). Saat ini telah banyak lembaga profesional yang menyediakan program-program untuk mengatasi permasalahan eating disorder.

Walaupun kita sudah mengetahui definisi dan karakteristik eating disorder sebagaimana tersebut diatas, akan bijak untuk mengkonsultasikannya dengan dokter atau ahli gizi dan psikiater jika memiliki gejala eating disorder. Mengingat dampaknya yang besar baik bagi tubuh dan mental kita, self-diagnosed sangat tidak disarankan yah, Sobat Runners. Daripada kita diet ketat dengan menggunakan obat-obatan berbahaya, akan jauh lebih menyenangkan jika kita menerapkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat dan olahraga secara teratur. Tapi ingat, pastikan kamu melakukannya bukan karena orang lain, tetapi sebagai bentuk self-love, karena tubuh kita berharga dan harus dijaga.